Sabtu, 09 Juni 2012

Intensitas Belajar


Pengertian intensitas belajar

Kata intensitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu intense yang berarti semangat, giat (John M. Echols, 1993: 326). Sedangkan menutrut Nurkholif Hazim (t.t: 191), bahwa: “Intensitas adalah kebulatan tenaga yang dikerahkan untuk suatu usaha”. Jadi intensitas secara sederhana dapat dirumuskan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan.
Seseorang yang belajar dengan semangat yang tinggi, maka akan menunjukan hasil yang baik, sebagaimana pendapat Sadirman A.M.(1996: 85), yang menyatakan bahwa intensitas belajar siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian tujuan belajarnya yakni meningkatkan prestasinya.
Perkataan intensitas sangat erat kaitannya dengan motvasi, antara keduanya tidak dapat dipisahkan sebab untuk terjadinya itensitas belajar atau semangat belajar harus didahului dengan adanya motivasi dai siswa itu sendiri. Sebagaimana Sardiman AM.(1996: 84), Menyatakan: Belajar diperlukan adanya intensitas atau semangat yang tinggi terutama didasarkan adanya motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas balajar siswa.
Intensitas merupakan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang melakukan usaha dengan penuh semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas dalam belajar siswa adalah:
1 Adanya keterkaitan dengan realitas kehidupan
2Harus mempertimbangkan minat pribadi si siswa
3 Memberikan kepercayaan pada siswa untuk giat sendiri
4 Materi yang diberikan harus bersifat praktis
5 Adanya peran serta dan keterlibatan siswa, (Kurt Singers,1987: 92)
 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa intensitas atau semangat yang tinggi yang dilakukan siswa untuk belajar baik dikelas atau dalam kegiatan belajar akan sangan berpengaruh terhadap presatasi kognitif mereka pada bidang studi Pendidikan Matematika. 

1.      Indikator intensitas belajar siswa adalah sebagai berikut:
1.      Motivasi
Menurut Gletmen dan Reber yang dikutip Muhibbin Syah (1994: 136) bahwa pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme (baik manusia maupun hewan) yang mendorongnya untiuk melakukan sesuatu. Disini motivasi berarti pemasok daya untuk berbuat atau bertingkah laku secara terarah. Hal ini sejalan dengan pendapat M.C. Donal yang memberikan pengertian bahwa “Motivasi adalah perubahan energi di dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya reaksi untuk mencapai tujuan”. (Sardiman A.M  1992: 173).
1.    
2.Durasi kegiatan 
yaitu berapa lamanya kemampuan penggunaan untuk melakukan kegiatan. Dari indicator ini dapat dipahami bahwa motivasi akan terlihat dari kemampuan seseorang menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan. Yaitu dengan lamanya siswa menyediakan waktu untuk belajar setiap harinya.

3.Frekuensi 
dapat diartikan dengan kekerapan atau kejarangan kerapnya (Porwadarminta, 1984: 283), frekuensi yang dimaksud adalah seringnya kegiatan itu dilaksanakan dalam periode waktu tertentu. Misalnya dengan seringnya siswa melakukan belajar baik disekolah maupun diluar sekolah.

4.Presentasi 
Persentasi yang dimaksud adalah gairah, keinginan atau harapan yang keras yaitu maksud, rencana, cita-cita atau sasaran, target dan idolanya yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. Ini bsia dilihat dari keinginan yang kuat bagi siswa untuk belajar.

5.Arah Sikap 
Sikap sebagai suatu kesiapan pada diri seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal yang bersifat positif ataupun negative. Dalam bentuknya yang negativ akan terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, bahkan tidak menyukai objek tertentu.
Sedangkan dalam bentuknya yang positif kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, dan mengharapkan objek tertentu. Contohnya, apabila siswa menyenangi materi tertentu maka dengan sedirinya siswa akan mempekajari dengan baik. Sedangkan apabila tidak menyukai materi tertentu maka siswa tidak akan mempelajari kesan acuh tak acuh.

6.Minat 
Minat timbul apabila individu tertari pada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan digeluti memiliki makna bagi dirinya, Slamteo (1998: 182)  mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penermiaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar